JAKARTA - Kita pasti kerap beranggapan bahwa perlu jaringan broadband yang lebih mumpuni agar menyaksikan video di YouTube tanpa buffering. Akan tetapi, sebuah penemuan menyatakan koneksi internet byar-pet yang dialami di sejumlah wilayah karena cyber attack.
Temuan
ini terungkap berdasarkan pertentangan antara grup nirlaba Spamhaus dan
perusahaan hosting asal Belanda Cyberbunker, yang memicu aksi serangan
balas dendam dan mempengaruhi koneksi internet. Akibatnya layanan
Netflix pun byar-pet.
Para ahli khawatir, ini bisa meningkat dan mempengaruhi sistem perbankan dan email. Pasukan polisi cyber juga tengah menyelidiki serangan tersebut.
Spamhaus, kelompok yang berbasis di London dan Jenewa merupakan sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi untuk menyaring spam. Dalam menjalankan tugasnya, mereka menggunakan daftar hitam untuk menyaring spam yang beredar di jagad maya.
Nah,
alkisah berawal ketika Spamhaus diblokir server yang dikelola
Cyberbunker -- perusahaan hosting asal Belanda yang menjadi sejumlah
situs kecuali pornografi anak dan terorisme. Juru bicara Cyberbunker,
Sven Olaf Kamphuis mengatakan, Spamhaus menyalahgunakan posisinya dan
tidak memiliki wewenang untuk memblokir materi tertentu.
Tak mau
diam, Spamhaus pun menuduh balik bahwa Cyberbunker bekerja sama dengan
"kelompok kriminal" dari Eropa Timur serta Rusia dan berada di balik
serangan Distributed Denial of Service (DDoS).
Chief Executive
Spamhaus, Steve Linford mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan kali
belum pernah terjadi sepanjang sejarah. "Kami diserang. Tapi sudah bisa
diatasi. Mereka belum mampu menumbangkan kami, semua teknisi menjaga
agar hal itu tidak terjadi."
Linford tidak dapat mengungkapkan
gambaran lebih detil terkait serangan itu. Pasalnya, terlalu banyak
serangan yang ditargetkan ke infrastruktur Spamhaus. Dalam kasus ini,
server dari Domain Name System (DNS) Spamhaus menjadi target.
Lebih
lanjut Linford mengatakan, kekuatan serangan ini cukup kuat untuk
menumbangkan infrastruktur internet pemerintah. "Jika serangan ini
mengarah ke Downing Street, maka internet di sana akan mati total.
Serangan ini mencapai 300GB per detik," katanya.
"Biasanya, bila bank-bank besar yang diserang, hanya berkisar di 50GB per detik," pungkas Linford.
Sementara itu, Cyberbunker belum mau berkomentar soal hal ini.