Ilustrasi (Foto: Infoniac)
MOSCOW - Gunung api paling mematikan di
dunia dapat menimbulkan kerusakan hingga kepunahan massal makhluk hidup.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Geology mengungkap
perisitiwa kepunahan yang terjadi 252 juta tahun lalu.
Dilansir
Discovery,
Selasa (2/4/2013), bukti baru terkuak dari Salt Range di Pakistan, di
mana tanaman fosil mengungkap adanya sejumlah besar karbondioksida dalam
atmosfer. Konon, dampak gunung api ini juga mengakibatkan iklim global
mengalami kenaikan temperatur hingga menghasilkan pemanasan global.
Ratusan
juta tahun lalu, gunung api atau aktivitas vulkanik mengalami
peningkatan. Vulkanik yang terjadi di periode 'Permian' (skala waktu
geologi yang berlangsung antara 298,9 - 252,2 juta tahun lalu) ini
melepaskan sejumlah besar karbondioksida ke atmosfer Bumi.
Siberian Traps dikenal sebagai erupsi vulkanik paling besar dalam sejarah Bumi
. Kabarnya, peristiwa terjadinya letusan gunung api ini bersamaan dengan peristiwa kepunahan besar makhluk hidup di Bumi.
Siberian
Traps merupakan endapan vulkanik raksasa yang memunculkan aliran lava
jumbo. Selain itu, peristiwa letusan gunung api tersebut juga
memusnahkan spesies dinosaurus.
Dalam penelitian yang dilakukan
peneliti dari Norwegia, Belanda, Swiss dan Pakista, memfokuskan pada
data karbon dari tanaman, khususnya lapisan terluar pada kulit tanaman
serta fragmen fosil kayu. Mereka menggunakan isotop karbon-13 dalam
kutikula tanaman untuk meneliti CO2 atmosfer yang melintasi batas zaman
Permian-Triassic.
Peneliti menemukan bahwa gunung api paling
besar ini menyebabkan hilangnya 96 persen seluruh spesies laut. Tidak
hanya itu, sekira 70 persen dari semua hewan vertebrata darat juga punah
akibat letusan gunung api yang terjadi di zaman purba tersebut.