JAKARTA - Musim penghujan yang terjadi beberapa pekan
belakangan ini, mengakibatkan banjir musiman pula yang terjadi di
beberapa ruas jalan Jakarta. Hal ini dirasa perlu menjadi perhatian
penuh, baik bagi kalangan masyarakat maupun pemerintah DKI Jakarta.
Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berupaya memberikan
pencerahan bagi masyarakat, melalui program deteksi banjir dini. Menurut
Trihandoko Seto, Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan
Hujan, BPPT kepada
Okezone (17/1/2013) mengatakan, kemampuan mendeteksi ini, sejak 14 Januari 2013 sudah diumumkan melalui
website neonet.bppt.go.id/sijampang.
"Di
BPPT, kami punya teknologi, mulai deteksi banjir dini, bukan peringatan
dini," ungkap Seto. Ia menjelaskan, BPPT juga memiliki teknologi
seperti radar cuaca, alat pengukur hujan serta pengukur tinggi air
sungai.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan teknologi
modifikasi cuaca. Modifikasi cuaca ini bisa digunakan sebagai langkah
agar intensitas maupun debit air tidak berlebih. Sehingga, metode
tersebut bisa dimanfaatkan sebagai cara untuk mengurangi banjir di
Jakarta.
Lebih lanjut ia mengatakan, modifikasi cuaca yang
didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana ini akan diterapkan mulai 21
Januari 2013. "Deteksi dini banjir juga disampaikan tidak hanya di
website, tetapi juga
broadcast ke
social media," tuturnya.
Apabila
ketinggian air misalnya di bendungan Katulampa meninggi, maka itu bisa
menjadi pertanda bahwa banjir akan tiba di Jakarta. Sehingga, paling
tidak beberapa saat sebelumnya masyarakat sudah dapat mengetahui melalui
website tersebut.
Menurut Seto, topografi di Bogor
memiliki curah hujan tinggi. Akan tetapi, bagaimanapun air itu akan
mengalir dari hulu ke hilir, termasuk melalui area Jakarta.
"Jakarta itu ada aliran sungai Ciliwung. Itu
coverage-nya meliputi Jakarta, Bekasi, Banten dan Bogor. Namun demikian, hujan tidak mengenal provinsi," terangnya